Kamis, 11 Oktober 2012

Yang terbaik





Yang Terbaik ~ Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak laki2 berusia tujuh tahun 
yang bernama Luke. Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim 
bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke bukanlah seorang pemain 
yang hebat. Pada setiap pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya 
di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir di setiap 
pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat memukul 
bola maupun tidak.



Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan 
kekasih hatinya saat masih kuliah. Kehidupan mereka berdua setelah 
pernikahan berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu 
hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun. 
Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena 
mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah 
berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu 
yang biasa dilakukannya pada malam hari.

Gagal adalah Kesuksesan yang tertunda

"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang 
dapat mencintaiku seperti dia".

"Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah 
seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa 
nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja 
yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk 
selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik 
bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari 
penggantinya."



Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian. Ibunya pindah untuk 
tinggal bersamanya. Bersama-sama,mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah 
yg dihadapi anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan 
selalu bersikap optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga 
selalu berusaha menjadi seorang ayah bagi Luke.



Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu,Sherri selalu datang dan 
bersorak-sorai untuk memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya 
bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang 
diri.

"Pelatih", panggilnya. "Bisakah aku bermain dalam pertandingan ini sekarang? 
Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?"

Pelatih mempertimbangkan keinginan Luke. Luke masih kurang dapat bekerja 
sama antar pemain. Namun dalam pertandingan sebelumnya, Luke berhasil 
memukul bola dan mengayunkan tongkatnya searah dengan arah datangnya bola. 
Pelatih kagum tentang kesabaran dan sportivitas Luke, dan Luke tampak 
berlatih extra keras dalam beberapa hari ini.

"Tentu," jawabnya sambil mengangkat bahu, kemudian ditariknya topi merah 
Luke. "Kamu dapat bermain hari ini. Sekarang, lakukan pemanasan dahulu."

Hati Luke bergetar saat ia diperbolehkan untuk bermain. Sore itu, ia bermain 
dengan sepenuh hatinya. Ia berhasil melakukan home run dan mencetak dua 
single. Ia pun berhasil menangkap bola yang sedang melayang sehingga membuat 
timnya berhasil memenangkan pertandingan.



Tentu saja pelatih sangat kagum melihatnya. Ia belum pernah melihat Luke 
bermain sebaik itu. Setelah pertandingan, pelatih menarik Luke ke pinggir 
lapangan. "Pertandingan yang sangat mengagumkan,"katanya kepada Luke."Aku 
tidak pernah melihatmu bermain sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang 
membuatmu jadi begini?"

Sukses dan gagal tegantung pilihan mu

Luke tersenyum dan pelatih melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air 
mata kebahagiaan. Luke menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata 
"Pelatih,ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. 
Ibuku sangat sedih. Ia buta dan tidak dapat berjalan dengan baik, akibat 
kecelakaan itu. Minggu lalu,......Ibuku meninggal." Luke kembali menangis.



Kemudian Luke menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan 
terbata-bata "Hari ini,.......hari ini adalah pertama kalinya kedua 
orangtuaku dari surga datang pada pertandingan ini untuk bersama-sama 
melihatku bermain. Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan 
mereka.......". Luke kembali menangis terisak-isak.



Sang pelatih sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan 
mengizinkan Luke bermain sebagai pemain utama hari ini. Sang pelatih yang 
berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu 
mengucapkan sepatah katapun untuk menenangkan Luke yang masih menangis. 
Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang pelatih tidak mampu menahan perasaannya 
sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang 
pelatih, tetapi sebagai seorang anak.....



Sang pelatih sangat tergugah dengan cerita Luke, ia sadar bahwa dalam hal 
ini, ia belajar banyak dari Luke. Bahkan seorang anak berusia 7 tahun 
berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun 
ayah dan ibunya sudah pergi selamanya............Luke baru saja kehilangan 
seorang Ibu yang begitu mencintainya........



Sang pelatih sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat 
itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, 
membahagiakan mereka,membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk 
mereka.Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal 
seumur hidupnya...............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar